Dibandingkan daging merah lainnya, seperti daging sapi dan domba, daging kambing diketahui lebih sehat.
Pasalnya, kandungan lemak di dalamnya cukup rendah dan masih mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.
Bahkan, jumlah protein pada daging kambing hampir sama dengan daging sapi dan ayam. Tidak heran bila daging kambing menawarkan berbagai manfaat untuk kesehatan.
1. Mencegah anemia
anemia pada remaja
Salah satu manfaat daging kambing yang sayang dilewatkan yaitu mencegah anemia berkat kandungan zat besi di dalamnya.
Zat besi merupakan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan hemoglobin dalam sel darah merah. Dengan begitu, sel darah merah bisa mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Tubuh yang kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, tapi tubuh manusia tidak dapat menghasilkan zat besi sendiri.
Itu sebabnya, Anda perlu mendapatkan zat besi dari makanan, seperti daging kambing untuk mencegah anemia.
2. Memelihara kesehatan otot
Selain mencegah anemia, manfaat daging kambing lainnya yakni memelihara kesehatan otot. Bagaimana tidak, daging kambing kaya akan protein yang tidak jauh berbeda dengan daging merah lainnya.
Protein dalam daging kambing menyediakan semua asam amino esensial yang diperlukan kesehatan dan perkembangan tubuh.
Anda membutuhkan protein untuk pertumbuhan dan memelihara kesehatan otot.
Tidak hanya itu, tubuh memanfaatkan protein pada daging untuk memperbaiki jaringan yang rusak, terutama pada otot.
Untuk itu, asupan protein harian yang cukup membantu memelihara kesehatan otot dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
3. Membantu mengurangi risiko obesitas
Tahukah Anda bahwa daging kambing termasuk salah satu daging dengan kandungan lemak yang cukup rendah?
Kandungan lemak pada daging kambing secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan daging merah lainnya.
Artinya, daging dari hewan pemakan rumput ini memiliki kalori yang lebih sedikit yang mungkin baik untuk berat badan Anda.
Jadi, konsumsi daging kambing sesekali dalam pola makan Anda mungkin bisa mengurangi risiko obesitas.
Para ahli pun merekomendasikan untuk mengurangi jumlah lemak jenuh pada makanan dan menggantinya dengan lemak tak